Bandar Lampung, 9 November 2024 – Tim delegasi dari Fakultas Hukum Universitas Lampung (UNILA) berhasil meraih Juara Umum serta beberapa penghargaan bergengsi lainnya dalam National Mootcourt Competition Piala K.H. Ahmad Dahlan III Tahun 2024 yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober – 3 November 2024 di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Delegasi dari FH UNILA yang terdiri dari 16 anggota dan didampingi oleh 2 orang Official Team, berhasil meraih prestasi membanggakan dengan menyabet gelar Juara Umum, Juara 1, Peran Penuntut Umum Terbaik, Peran Penasihat Hukum Terbaik, serta Peran Saksi & Ahli Terbaik. Adapun nama-nama delegasi yaitu Fernando Setiyanto Saragih, Yesicha Debora, Asyifa Mutiarani, Caca Anzely, Amelia Fadhillah Ranti, Ahmad Aldi, Salsabila Sai Chindo, Adelina Febriani, Yosua Bernandus Silaban, Sri Fatma Delya, Rayhanna Ratu Aqilla, David Sianturi, Amelia Rahmawati, Erlin Febrianti, Novia Khairunisa, dan M. Ismat Zihnifikhar. Didampingi oleh Iqbal Al Hakim dan Queen Mary Lumbantobing sebagai Official Team.
National Mootcourt Competition Piala K.H. Ahmad Dahlan adalah kompetisi peradilan semu tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) setiap dua tahun sekali. Kompetisi pertama digelar pada tahun 2020 secara daring, dilanjutkan pada tahun 2022 secara daring dan luring, dan pada tahun 2024 ini, kompetisi diadakan sepenuhnya secara luring di Yogyakarta. Kompetisi ini berfokus pada kasus hukum kesehatan sesuai dengan tema yang diusung, yaitu “Penguatan Integritas Dalam Penegakan Hukum Kesehatan Di Indonesia”.
Rangkaian kompetisi ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari Opening Ceremony, tahap penyisihan, tahap final, malam ramah tamah, hingga Closing Ceremony. Pada tahap penyisihan terdapat 19 delegasi yang mewakili 19 Universitas, yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Jendral Soedirman, Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, Universitas Pancasila, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Diponegoro, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Suryakancana, Universitas Sumatera Utara, Universitas Sebelas Maret, Universitas Atma Jaya Jakarta, Institut Agama Islam Negeri Kediri, dan Universitas Nasional. Lalu pada tahap final 13 delegasi gugur dan yang lolos hanya 6 delegasi yaitu delegasi dari Universitas Lampung, Universitas Diponegoro, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Sumatera Utara.
Yesicha Debora, salah satu anggota delegasi FH UNILA, mengungkapkan alasannya mengikuti kompetisi ini, “Lomba ini adalah kesempatan untuk mengembangkan kemampuan di bidang hukum acara serta memperluas jaringan dengan mahasiswa hukum dari universitas lain dan para praktisi hukum berpengalaman. Kompetisi ini juga meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis yang penting untuk karier di bidang hukum,” ujarnya.
Keberhasilan Delegasi FH UNILA tak lepas dari dukungan penuh berbagai pihak, seperti tempat yang menaungi sekaligus menyelenggarakan kegiatan yaitu UKM-F Pusat Studi Bantuan Hukum (PSBH), Fakultas Hukum dan Universitas Lampung yang membantu dan memberikan dukungan, serta pembina UKM-F PSBH yang selalu turut andil dalam proses persiapan yaitu Ibu Rilda Murniati selaku koordinator pembina dan Bapak Mamanda Syahputra Ginting. Selain itu, RHS & Partners Law Firm juga memberikan dukungan tempat untuk delegasi menjalani karantina, dan tak lupa alumni, formatur, dan DPO yang terjun langsung membantu dalam perisapan perlombaan. Dukungan pun tak luput diberikan oleh Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Lampung dan praktisi-praktisi hukum seperti jaksa, pengacara, hakim, dan penyidik, yang sangat membantu delegasi dalam menjalani persiapan.
Meski demikian, delegasi FH UNILA juga menghadapi tantangan dalam persiapan mereka. “Kesulitan utama yang kami hadapi adalah dalam penyusunan berkas yang memerlukan penelitian mendalam, koordinasi antar anggota tim, dan manajemen waktu di tengah jadwal kuliah yang padat,” ungkap Yesicha. Ia menambahkan bahwa latihan simulasi persidangan juga membutuhkan intensitas tinggi agar delegasi dapat menguasai alur persidangan, keterampilan berbicara, dan improvisasi. Namun, tantangan tersebut justru memotivasi delegasi untuk tampil maksimal di kompetisi.
Fernando Setiyanto Saragih, ketua tim delegasi, mengungkapkan harapannya agar kemenangan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain di Universitas Lampung untuk terus berprestasi. “Semoga ini bisa menjadi kebanggaan bagi kampus dan memperkuat nama baik Universitas Lampung di tingkat nasional,” ujarnya. Delegasi juga berharap kemenangan ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk aktif dalam kompetisi nasional.
Dalam pesan yang disampaikan, Delegasi mendorong mahasiswa/i Universitas Lampung agar terus semangat berprestasi. “Bagi mahasiswa Unila yang ingin berprestasi, kuncinya adalah konsistensi, disiplin dalam berproses, dan kemauan untuk terus mengembangkan diri. Jangan takut mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman tapi bangunlah jaringan seluas-luasnya agar berguna di masa depan,” Ujar Fernando.
Dengan raihan prestasi ini, Delegasi Fakultas Hukum Universitas Lampung berharap dapat terus mengharumkan nama Universitas Lampung di kancah kompetisi hukum nasional. Mereka juga menyatakan akan terus berupaya berprestasi di berbagai kompetisi ke depan dan berharap dukungan penuh dari semua pihak untuk mencapai target selanjutnya.
Tinggalkan Komentar